Dear Blogger,
Ada yang request cuplikan novel Bambina :)
Biar nggak penasaran
...
Voila~This is it!!!
-APPETIZER-
Seperti sebuah salad di makanan pembuka
Bambi, Mr. Kim sang pujaan hati bagaikan buah–buah segar yang menggiurkan,
sedangkan Leo yang membuat Bambi melakukan ‘the most embarrassing moment in her
life’ hanyalah selada hijau yang menjadi alas dasar piring salad, Bambi
membenci Leo sang partner kerja.
BAMBI
melihat jam tangannya untuk ketiga kalinya. Pukul 17.33. Sudah setengah jam
lewat ia duduk sendiri di restoran Itali, Pasta. Ia sedang menunggu Leonardo
Blanco, seorang fotografer. Mereka berjanji temu karena Bambi ingin menyewa
jasa laki-laki itu. Walau mereka belum saling mengenal, Bambi langsung jatuh
hati pada karya Leo ketika melihat portfolio-nya
dan ingin bekerja sama dengannya. Foto-foto Leo unik menurut Bambi, sulit
didefinisikan tapi mempunyai nilai
seni yang sangat indah dan memukau.
Cangkir cappuccino Bambi sudah kosong. Ia melambaikan tangan memanggil
pelayan. Seorang pria tinggi memakai jas datang menghampirinya untuk mencatat
pesanan selanjutnya. Bambi memesan cappuccino
untuk kedua kalinya. Pria itu bukan pelayan, melainkan pemilik restoran Pasta
ini. Namanya Kim Ki Seok, tapi pria berkewarganegaraan Korea ini biasa
dipanggil Mr. Kim.
Tak menunggu lama, Mr. Kim sudah kembali
ke meja Bambi sambil membawa secangkir cappuccino.
Mr. Kim membungkuk sedikit ketika menyajikannya di meja.
Bambi menyukai Mr. Kim; tubuhnya yang
tinggi, hidungnya yang mancung, dan rahangnya yang tegas. Wajah Mr. Kim mirip
artis Korea idola Bambi. Yang paling Bambi suka dari Mr. Kim adalah sorot
matanya yang tajam serta penampilan Mr. Kim yang selalu menawan dengan setelan
jas yang elegan dan mahal.
Pertemuan pertama Bambi dengan pria itu
sebenarnya kurang menyenangkan. Saat itu ia marah-marah kepada Mr. Kim karena
seorang pelayan menumpahkan secangkir cappuccino
ke baju Bambi. Tapi, Mr. Kim bisa sangat bijaksana dan gentle saat memberikan solusi untuk kegusaran Bambi. Bukan hanya menggratiskan pesanan Bambi hari itu, Mr. Kim
juga menawarkan untuk mengganti biaya laundry
baju Bambi. Tentu saja kemarahan Bambi surut seketika. Selain itu, sikap Mr.
Kim yang ramah terhadap setiap tamunya semakin membuat Bambi terpesona. Mr. Kim
adalah salah satu alasan mengapa Pasta menjadi restoran favorit Bambi di samping
makanannya yang memang enak.
Sambil meneguk cappuccino-nya, Bambi memperhatikan tiga orang yang baru saja
memasuki restoran. Dua pria dan seorang wanita. Mungkinkah salah satu di antara
dua pria itu Leo? Seorang pria bule berusia sekitar 25 tahunan dengan sebuah ransel
di punggungnya berjalan mendekati meja Bambi kemudian duduk tepat di belakang
meja Bambi.
Cappuccino kedua Bambi sudah habis, jam tangannya
sudah menunjukkan pukul 18.05, dan si Leo itu masih belum datang juga. Bambi
sudah beberapa kali menghubungi handphone
Leo, tapi tidak aktif.
Huh kesal! Lama banget sih orang yang
namanya Leo itu, sudah berjam-jam tidak muncul juga batang hidungnya! Tidak
profesional banget sih dia! batin Bambi menggerutu.
Kenapa handphone dia juga tidak aktif ya dari tadi? Mungkin low batt? Gimana nih? Apa yang harus aku
lakukan sekarang?
Lalu terjadilah hal yang tidak akan
dilupakan Bambi seumur hidup. Hal paling gila dan memalukan yang ia lakukan,
yang terlintas begitu saja di otaknya.
Ia berdiri dari tempat duduknya.
“Permisi? Ada yang bernama Leonardo
Blanco di sini?”
Semua mata para tamu tertuju padanya
selama kurang-lebih tiga detik dengan tatapan aneh. Kemudian hening dan tidak
ada satu pun yang menjawab.
Pintu keluar restoran! teriak Bambi dalam
hati. Pipinya merona merah karena hal memalukan yang baru saja dilakukannya, ia
segera mengambil tasnya, mengeluarkan dua lembar uang lima puluh ribu rupiah
dari dompetnya, meletakkannya di atas meja, dan mengambil langkah seribu menuju
pintu keluar restoran.
***
Setelah
sampai di apartemennya, Bambi memasukki kamar tidurnya, membanting pintu karena
kesal, dan menjatuhkan tubuhnya di ranjang. Kalau bisa menghilang, ingin
rasanya ia menghilang dari muka bumi ini. Ia teringat, sebelum keluar dari
restoran, matanya sempat betemu pandang dengan Mr. Kim sang pujaan hati. Ia
tidak punya keberanian untuk datang ke PASTA lagi. Ia sangat malu dan merasa
bodoh di hadapan Mr. Kim. Aku tidak bisa bertemu lagi dengan Mr. Kim, pikirnya
sedih.
Kesialan yang menimpa Bambi hari ini disebabkan
seorang pria yang bernama Leonardo Blanco. Si Leo sialan! umpat Bambi kesal. Ia
mengambil handphone-nya, mengetik
sebuah pesan, dan mengirimnya segera. Ia memberitahu Leo bahwa ia tak jadi
menyewa jasa pria itu sebagai fotografer.
Bambi memejamkan mata, berniat tidur
untuk melupakan the best embarrassing
moment in her life. Berharap semua yang telah terjadi hanyalah sebuah mimpi
buruk.
***
Mata
Bambi terbuka, ia baru saja terbangun dari tidurnya. Tangannya meraih handphone di nakas. Jam pada handphone itu menunjukkan pukul 11.06. Sudah
siang ternyata. Bambi meregangkan tubuh, lalu menatap layar handphone-nya dengan lebih tajam. Terdapat
lima belas missed call, empat belas dari
Leo dan satu dari Katty. Melihat nama Leo, langsung membuat Bambi teringat
kejadian buruk yang menimpanya kemarin. Mood
Bambi langsung menjadi buruk, buat apa si Leo itu meneleponnya lagi? Sudah
jelas ia telah membatalkan urusan mereka lewat SMS kemarin.
Bambi bangkit dari tempat tidurnya dan
berjalan ke dapur untuk mengambil air minum. Sembari melangkah, jarinya menekan
tuts handphone-nya untuk menelepon
Katty.
“What’s
up, Bi?” sapa Katty riang di seberang telepon.
“Kaaattt!!! Gimana sih temen kamu si Leo
itu??? Nggak profesional banget!!!” Protes Bambi langsung menyembur.
“Waduh… Kenapa sih Leo memangnya? Nggak
profesional gimana, Bi?” tanya Katty kaget.
“Kemaren kan kami janjian ketemu buat
pertama kali, terus aku nunggu dia lamaaa bangeeet nggak dateng-dateng. Udah
gitu HP-nya nggak bisa dihubungi, lagi! Nggak aktif! Gimana nggak professional,
coba? Dan yang paling ngeselin, nggak tau ada angin apa, aku tiba-tiba
melakukan hal yang memalukan banget jadinya!!! Haduuuuuh bodohhh banget klo
diinget-inget!!!” Bambi merepet panjang-lebar.
“Hahahahaha… Hal memalukannya kayak
gimana nih?” Katty malah jadi tertawa geli mendengar omelan Bambi.
“Aku tiba-tiba berdiri, terus teriak ke
orang-orang di resto, apakah ada yang namanya Leo di sana. Gila, kan? Mereka
langsung ngeliatin aku dengan tatapan aneh. Awkward
banget jadinya! BETE!!! Aku kemaren langsung batalin aja kerja sama dengan
Leo lewat SMS!!!” kata Bambi masih emosi.
“Wah… wah… Kok jadi langsung batalin, Bi?
Jangan dong, Bi, pleasee… Aku jadi
nggak enak sama cowokku, si John. Aku kan kenal si Leo dari cowokku. Memang sih
dari cerita kamu dia keliatan nggak profesional, tapi mungkin dia lagi ada
masalah jadi datengnya nggak on-time,
terus HP-nya mungkin low batt atau
bisa aja ketinggalan, jadi nggak bisa hubungin kamu. Sikonnya aja, kali, yang
nggak mendukung kalian ketemu kemaren, Bi. Tapi, pasti sebenernya yang bikin
kamu batalin kerja sama kalian gara-gara kamu kesel, kan, kemaren tiba-tiba
melakukan hal yang memalukan? Hehehe... Hayoo ngakuuu, Bi!” tembak Katty.
“Hmmmmm… Hmmmmm…,” Bambi no comment.
“Bener kan tebakan aku! I know you so well, my soulmate!!!
Hehehe… Pleaseee… jangan batal yaaa!
Kamu juga langsung jatuh hati, kan, pas aku liatin portfolio dia? Percaya deh! Cowokku juga selalu muji karya-karya
dia!” bujuk Katty.
“Iya deh… Demi Kat-Kat, aku pikir-pikir
ulang lagiii...,” kata Bambi dengan nada agak ngedumel. “Oh ya, aku mau cari apa
yang bisa dimakan dulu nih. Laper! Hehehe… Bye-bye!”
“Nah gitu dong, hehehe… Sipp! Met makan! Bubye!” kata Katty riang.
Katty adalah teman baik Bambi yang
mengenalkan Leo---seorang fotografer muda yang mempunyai sebuah studio foto
bernama ZOOM---padanya. Bambi memang meminta Katty untuk mengenalkannya pada
fotografer profesional. Katty punya banyak kenalan fotografer karena dia
lulusan jurusan fashion design dan
pacarnya adalah seorang model.
Bambi dan Katty sama-sama kuliah di
sebuah universitas swasta yang cukup terkenal di Jakarta. Mereka berdua
sama-sama baru saja lulus sebulan yang lalu. Tapi Bambi mengambil jurusan yang
berbeda dari Katty, yaitu jurusan hospitality
management di. Setelah lulus S1 ini, Bambi bercita-cita untuk melanjutkan
S2 di kota impiannya, Paris. Ia ingin kuliah di Paris dengan uangnya sendiri,
ia tidak ingin merepotkan mamanya lagi. Bambi berusaha mengumpulkan modal
kuliahnyanya sendiri. Usaha pertamanya diawali dengan rencana menerbitkan buku
resep makanan.
Kebetulan Bambi memang menyukai bidang
kuliner dan cukup piawai memasak. Di antara teman-temannya, dia terkenal
sebagai koki andal. Ia berencana menerbitkan kumpulan resep makanan Italia.
Untuk itulah, ia membutuhkan seorang fotografer untuk mendokumentasikan proses
pembuatan makanan dan makanan itu sendiri. Bambi ingin kumpulan resepnya
dipenuhi foto yang dapat membantu pembacanya mempraktikkan resep makanan
tersebut.
***
Cuplikan Novel Bambina bisa dilihat lebih lanjut di Majalah CLEO edisi Maret 2013 ini :)
Berikut resensi novel Bambina dan interview dengan penulis dari kontributor Majalah CLEO :)
Untuk kelanjutannya sampai tamat, jangan ketinggalan novel Bambina yang bisa ditemukan di toko buku kesayangan blogger :)
- Soup -
Leo selalu mengingatkan Bambi pada rasa
HOT dari Tabasco yang dimasukkan ke dalam semangkok sup tomat, berada di
samping Leo membuat Bambi selalu penuh dengan emosi. Berbeda sekali dengan Mr.
Kim si pria romantis, kejutan – kejutan indah yang diberikannya seumpama wortel
dan buncis yang mewarnai sup bening Bambi.
- Main Course –
Mr. Kim adalah Kimchi Jigae, sedangkan
Leo adalah Beef Bourguignon. Bambi harus memilih salah satu menu untuk hidangan
utamanya, ia bukan wanita yang rakus. Tapi yang mana? Kedua – duanya sangat
enak!
- Dessert -
Pria itu bagaikan tiramisu di hidangan
penutup Bambi. Selain mempunyai rasa manis dari cream mascarpone, tiramisu juga
mempunyai rasa pahit dari kopi espresso. Tiramisu adalah kue kesukaan Bambi!
“Perlukah untuk selalu memiliki impian dalam mencari pasangan hidup dambaan kita? Novel Bambina adalah kisah perjalanan seorang profesional muda dalam usahanya menemukan cinta sejati. Novel ini mengisahkan petualangan kecil berhati besar menyusuri sudut-sudut kehidupan yang sering kita take for granted. Angie berhasil memikat saya untuk terus membalik halaman demi halaman. Saya berharap setiap pembaca novel ini juga akan terhibur, sekaligus terinspirasi, seperti saya sendiri. Baca novel ini, perjuangkan mimpi Anda, dan berkaryalah untuk negara kita tercinta. Indonesia, Pasti Bisa!”
–– Merry Riana; Motivator Wanita No.1 di Indonesia & Asia. Pemenang Penghargaan ‘Great Women of Our Time’.www.MerryRiana.com
Di belakang novel, ada kumpulan 5 menu Italian food juga ;D
Bambina Kitchen
-Mitha Juniar -author of Cinta dalam Butiran Debu, Karena Aku Cinta, The Heart
Dear Blogger,
I want to share something about passion :)
What is passion?
In my opinion, passion is something that we do by our heart :)
What is my passion?
My passion is ART (write, bake, and draw: all of them is art for me)
Aha! I have got new one, share positive things to everyone :)
I love it ^^ ( I have sweet feeling when I can do something for someone else, not always do something for myself)
Do I think my passion will be endless?
Yes Yes Yes (I want and learn to be positive thinking ;)
Do I trust my passion will lead me to be success?
I will do my best and let God fot the rest:)
In the worst case if I stuck and tired, I will try try and try again
like a quote
"There are many ways to Rome"
What about you blogger?
Do you already know what is your passion?
Lets find it! Lets try it!
But don't be rush too
Slow but sure ;D
And also
Don't be scared to do something that we never though before :)
(for example Merry Riana: She was studied about Electro, and now she becomes successful by doing Sales Marketing at that time.)
Dare to take a risk!
Passion is by heart
You will love to do it, You will spend most of your time for it
How can we know that is our passion?
Your heart will lead you
Brain : Im tired to do all this! I want give up!!!
Heart: Hey... lets try again...
Warm Regards,
Angie Wiyaniputri