Rabu, 27 Februari 2013

Cuplikan Novel Amore: BAMBINA

Dear Blogger,
Ada yang request cuplikan novel Bambina :)
Biar nggak penasaran
...
Voila~This is it!!!



-APPETIZER-
Seperti sebuah salad di makanan pembuka Bambi, Mr. Kim sang pujaan hati bagaikan buah–buah segar yang menggiurkan, sedangkan Leo yang membuat Bambi melakukan ‘the most embarrassing moment in her life’ hanyalah selada hijau yang menjadi alas dasar piring salad, Bambi membenci Leo sang partner kerja.


BAMBI melihat jam tangannya untuk ketiga kalinya. Pukul 17.33. Sudah setengah jam lewat ia duduk sendiri di restoran Itali, Pasta. Ia sedang menunggu Leonardo Blanco, seorang fotografer. Mereka berjanji temu karena Bambi ingin menyewa jasa laki-laki itu. Walau mereka belum saling mengenal, Bambi langsung jatuh hati pada karya Leo ketika melihat portfolio-nya dan ingin bekerja sama dengannya. Foto-foto Leo unik menurut Bambi, sulit didefinisikan tapi  mempunyai nilai seni yang sangat indah dan memukau.
Cangkir cappuccino Bambi sudah kosong. Ia melambaikan tangan memanggil pelayan. Seorang pria tinggi memakai jas datang menghampirinya untuk mencatat pesanan selanjutnya. Bambi memesan cappuccino untuk kedua kalinya. Pria itu bukan pelayan, melainkan pemilik restoran Pasta ini. Namanya Kim Ki Seok, tapi pria berkewarganegaraan Korea ini biasa dipanggil Mr. Kim.
Tak menunggu lama, Mr. Kim sudah kembali ke meja Bambi sambil membawa secangkir cappuccino. Mr. Kim membungkuk sedikit ketika menyajikannya di meja.
Bambi menyukai Mr. Kim; tubuhnya yang tinggi, hidungnya yang mancung, dan rahangnya yang tegas. Wajah Mr. Kim mirip artis Korea idola Bambi. Yang paling Bambi suka dari Mr. Kim adalah sorot matanya yang tajam serta penampilan Mr. Kim yang selalu menawan dengan setelan jas yang elegan dan mahal.
Pertemuan pertama Bambi dengan pria itu sebenarnya kurang menyenangkan. Saat itu ia marah-marah kepada Mr. Kim karena seorang pelayan menumpahkan secangkir cappuccino ke baju Bambi. Tapi, Mr. Kim bisa sangat bijaksana dan gentle saat memberikan solusi untuk kegusaran Bambi. Bukan hanya menggratiskan pesanan Bambi hari itu, Mr. Kim juga menawarkan untuk mengganti biaya laundry baju Bambi. Tentu saja kemarahan Bambi surut seketika. Selain itu, sikap Mr. Kim yang ramah terhadap setiap tamunya semakin membuat Bambi terpesona. Mr. Kim adalah salah satu alasan mengapa Pasta menjadi restoran favorit Bambi di samping makanannya yang memang enak.
Sambil meneguk cappuccino-nya, Bambi memperhatikan tiga orang yang baru saja memasuki restoran. Dua pria dan seorang wanita. Mungkinkah salah satu di antara dua pria itu Leo? Seorang pria bule berusia sekitar 25 tahunan dengan sebuah ransel di punggungnya berjalan mendekati meja Bambi kemudian duduk tepat di belakang meja Bambi.
Cappuccino kedua Bambi sudah habis, jam tangannya sudah menunjukkan pukul 18.05, dan si Leo itu masih belum datang juga. Bambi sudah beberapa kali menghubungi handphone Leo, tapi tidak aktif.
Huh kesal! Lama banget sih orang yang namanya Leo itu, sudah berjam-jam tidak muncul juga batang hidungnya! Tidak profesional banget sih dia! batin Bambi menggerutu.
Kenapa handphone dia juga tidak aktif ya dari tadi? Mungkin low batt? Gimana nih? Apa yang harus aku lakukan sekarang?
Lalu terjadilah hal yang tidak akan dilupakan Bambi seumur hidup. Hal paling gila dan memalukan yang ia lakukan, yang terlintas begitu saja di otaknya.
Ia berdiri dari tempat duduknya.
“Permisi? Ada yang bernama Leonardo Blanco di sini?”
Semua mata para tamu tertuju padanya selama kurang-lebih tiga detik dengan tatapan aneh. Kemudian hening dan tidak ada satu pun yang menjawab.
Pintu keluar restoran! teriak Bambi dalam hati. Pipinya merona merah karena hal memalukan yang baru saja dilakukannya, ia segera mengambil tasnya, mengeluarkan dua lembar uang lima puluh ribu rupiah dari dompetnya, meletakkannya di atas meja, dan mengambil langkah seribu menuju pintu keluar restoran.
***

Setelah sampai di apartemennya, Bambi memasukki kamar tidurnya, membanting pintu karena kesal, dan menjatuhkan tubuhnya di ranjang. Kalau bisa menghilang, ingin rasanya ia menghilang dari muka bumi ini. Ia teringat, sebelum keluar dari restoran, matanya sempat betemu pandang dengan Mr. Kim sang pujaan hati. Ia tidak punya keberanian untuk datang ke PASTA lagi. Ia sangat malu dan merasa bodoh di hadapan Mr. Kim. Aku tidak bisa bertemu lagi dengan Mr. Kim, pikirnya sedih.
Kesialan yang menimpa Bambi hari ini disebabkan seorang pria yang bernama Leonardo Blanco. Si Leo sialan! umpat Bambi kesal. Ia mengambil handphone-nya, mengetik sebuah pesan, dan mengirimnya segera. Ia memberitahu Leo bahwa ia tak jadi menyewa jasa pria itu sebagai fotografer.
Bambi memejamkan mata, berniat tidur untuk melupakan the best embarrassing moment in her life. Berharap semua yang telah terjadi hanyalah sebuah mimpi buruk.

***

Mata Bambi terbuka, ia baru saja terbangun dari tidurnya. Tangannya meraih handphone di nakas. Jam pada handphone itu menunjukkan pukul 11.06. Sudah siang ternyata. Bambi meregangkan tubuh, lalu menatap layar handphone-nya dengan lebih tajam. Terdapat lima belas missed call, empat belas dari Leo dan satu dari Katty. Melihat nama Leo, langsung membuat Bambi teringat kejadian buruk yang menimpanya kemarin. Mood Bambi langsung menjadi buruk, buat apa si Leo itu meneleponnya lagi? Sudah jelas ia telah membatalkan urusan mereka lewat SMS kemarin.

Bambi bangkit dari tempat tidurnya dan berjalan ke dapur untuk mengambil air minum. Sembari melangkah, jarinya menekan tuts handphone-nya untuk menelepon Katty.

What’s up, Bi?” sapa Katty riang di seberang telepon.

“Kaaattt!!! Gimana sih temen kamu si Leo itu??? Nggak profesional banget!!!” Protes Bambi langsung menyembur.
“Waduh… Kenapa sih Leo memangnya? Nggak profesional gimana, Bi?” tanya Katty kaget.
“Kemaren kan kami janjian ketemu buat pertama kali, terus aku nunggu dia lamaaa bangeeet nggak dateng-dateng. Udah gitu HP-nya nggak bisa dihubungi, lagi! Nggak aktif! Gimana nggak professional, coba? Dan yang paling ngeselin, nggak tau ada angin apa, aku tiba-tiba melakukan hal yang memalukan banget jadinya!!! Haduuuuuh bodohhh banget klo diinget-inget!!!” Bambi merepet panjang-lebar.
“Hahahahaha… Hal memalukannya kayak gimana nih?” Katty malah jadi tertawa geli mendengar omelan Bambi.
“Aku tiba-tiba berdiri, terus teriak ke orang-orang di resto, apakah ada yang namanya Leo di sana. Gila, kan? Mereka langsung ngeliatin aku dengan tatapan aneh. Awkward banget jadinya! BETE!!! Aku kemaren langsung batalin aja kerja sama dengan Leo lewat SMS!!!” kata Bambi masih emosi.
“Wah… wah… Kok jadi langsung batalin, Bi? Jangan dong, Bi, pleasee… Aku jadi nggak enak sama cowokku, si John. Aku kan kenal si Leo dari cowokku. Memang sih dari cerita kamu dia keliatan nggak profesional, tapi mungkin dia lagi ada masalah jadi datengnya nggak on-time, terus HP-nya mungkin low batt atau bisa aja ketinggalan, jadi nggak bisa hubungin kamu. Sikonnya aja, kali, yang nggak mendukung kalian ketemu kemaren, Bi. Tapi, pasti sebenernya yang bikin kamu batalin kerja sama kalian gara-gara kamu kesel, kan, kemaren tiba-tiba melakukan hal yang memalukan? Hehehe... Hayoo ngakuuu, Bi!” tembak Katty.
“Hmmmmm… Hmmmmm…,” Bambi no comment.
“Bener kan tebakan aku! I know you so well, my soulmate!!! Hehehe… Pleaseee… jangan batal yaaa! Kamu juga langsung jatuh hati, kan, pas aku liatin portfolio dia? Percaya deh! Cowokku juga selalu muji karya-karya dia!” bujuk Katty.
“Iya deh… Demi Kat-Kat, aku pikir-pikir ulang lagiii...,” kata Bambi dengan nada agak ngedumel. “Oh ya, aku mau cari apa yang bisa dimakan dulu nih. Laper! Hehehe… Bye-bye!”
“Nah gitu dong, hehehe… Sipp! Met makan! Bubye!” kata Katty riang.
Katty adalah teman baik Bambi yang mengenalkan Leo---seorang fotografer muda yang mempunyai sebuah studio foto bernama ZOOM---padanya. Bambi memang meminta Katty untuk mengenalkannya pada fotografer profesional. Katty punya banyak kenalan fotografer karena dia lulusan jurusan fashion design dan pacarnya adalah seorang model.
Bambi dan Katty sama-sama kuliah di sebuah universitas swasta yang cukup terkenal di Jakarta. Mereka berdua sama-sama baru saja lulus sebulan yang lalu. Tapi Bambi mengambil jurusan yang berbeda dari Katty, yaitu jurusan hospitality management di. Setelah lulus S1 ini, Bambi bercita-cita untuk melanjutkan S2 di kota impiannya, Paris. Ia ingin kuliah di Paris dengan uangnya sendiri, ia tidak ingin merepotkan mamanya lagi. Bambi berusaha mengumpulkan modal kuliahnyanya sendiri. Usaha pertamanya diawali dengan rencana menerbitkan buku resep makanan.
Kebetulan Bambi memang menyukai bidang kuliner dan cukup piawai memasak. Di antara teman-temannya, dia terkenal sebagai koki andal. Ia berencana menerbitkan kumpulan resep makanan Italia. Untuk itulah, ia membutuhkan seorang fotografer untuk mendokumentasikan proses pembuatan makanan dan makanan itu sendiri. Bambi ingin kumpulan resepnya dipenuhi foto yang dapat membantu pembacanya mempraktikkan resep makanan tersebut.

***

Cuplikan Novel Bambina bisa dilihat lebih lanjut di Majalah CLEO edisi Maret 2013 ini :)









Berikut resensi novel Bambina dan interview dengan penulis dari kontributor Majalah CLEO :)




Untuk kelanjutannya sampai tamat, jangan ketinggalan novel Bambina yang bisa ditemukan di toko buku kesayangan blogger :)

- Soup -
Leo selalu mengingatkan Bambi pada rasa HOT dari Tabasco yang dimasukkan ke dalam semangkok sup tomat, berada di samping Leo membuat Bambi selalu penuh dengan emosi. Berbeda sekali dengan Mr. Kim si pria romantis, kejutan – kejutan indah yang diberikannya seumpama wortel dan buncis yang mewarnai sup bening Bambi.

- Main Course –
Mr. Kim adalah Kimchi Jigae, sedangkan Leo adalah Beef Bourguignon. Bambi harus memilih salah satu menu untuk hidangan utamanya, ia bukan wanita yang rakus. Tapi yang mana? Kedua – duanya sangat enak!

- Dessert -
Pria itu bagaikan tiramisu di hidangan penutup Bambi. Selain mempunyai rasa manis dari cream mascarpone, tiramisu juga mempunyai rasa pahit dari kopi espresso. Tiramisu adalah kue kesukaan Bambi!


“Perlukah untuk selalu memiliki impian dalam mencari pasangan hidup dambaan kita? Novel Bambina adalah kisah perjalanan seorang profesional muda dalam usahanya menemukan cinta sejati. Novel ini mengisahkan petualangan kecil berhati besar menyusuri sudut-sudut kehidupan yang sering kita take for granted. Angie berhasil memikat saya untuk terus membalik halaman demi halaman. Saya berharap setiap pembaca novel ini juga akan terhibur, sekaligus terinspirasi, seperti saya sendiri. Baca novel ini, perjuangkan mimpi Anda, dan berkaryalah untuk negara kita tercinta. Indonesia, Pasti Bisa!”
–– Merry Riana; Motivator Wanita No.1 di Indonesia & Asia. Pemenang Penghargaan ‘Great Women of Our Time’.www.MerryRiana.com


Di belakang novel, ada kumpulan 5 menu Italian food juga ;D
Bambina Kitchen


-Mitha Juniar -author of Cinta dalam Butiran Debu, Karena Aku Cinta, The Heart


Dear Blogger,
I want to share something about passion :)
What is passion?
In my opinion, passion is something that we do by our heart :)
What is my passion?
My passion is ART (write, bake, and draw: all of them is art for me)
Aha! I have got new one, share positive things to everyone :)
I love it ^^ ( I have sweet feeling when I can do something for someone else, not always do something for myself)
Do I think my passion will be endless?
Yes Yes Yes (I want and learn to be positive thinking ;)
Do I trust my passion will lead me to be success?
I will do my best and let God fot the rest:)
In the worst case if I stuck and tired, I will try try and try again
like a quote
"There are many ways to Rome"

What about you blogger?
Do you already know what is your passion?
Lets find it! Lets try it!
But don't be rush too
Slow but sure ;D
And also
Don't be scared to do something that we never though before :)
(for example Merry Riana: She was studied about Electro, and now she becomes successful by doing Sales Marketing at that time.)
Dare to take a risk!

Passion is by heart
You will love to do it, You will spend most of your time for it

How can we know that is our passion?
Your heart will lead you

Brain : Im tired to do all this! I want give up!!!
Heart: Hey... lets try again...


Warm Regards,
Angie Wiyaniputri










0 komentar:

Posting Komentar