Dear blogger,
How about you? :)
Menyambut Hari Film Nasional 2013, PlotPoint Kreatif dan @film_indonesia akan membuat kompetisi menulis Surat Cinta Untuk Film Indonesia. Pemenangnya akan masuk ke dalam buku Surat Cinta Untuk Film Indonesia yang merupakan upaya untuk mendapatkan jawaban bagi pertanyaan "Mengapa film Indonesia harus ada?". Buku ini adalah persembahan kami untuk film Indonesia.
Info selengkapnya bisa di liat di blog PlotPoint :
Yuk ikutan yuk ^^
This my love letter for Indonesia
11 Januari 2013
Dearest Film Indonesia,
Film adalah sebuah karya yang menunjukkan
jati diri sang pembuatnya. Jadi mengapa film Indonesia harus ada? Karena
Indonesia harus menunjukkan jati dirinya kepada bangsanya dan dunia.
Aku menyukai film bertema romansa. Film
bertema romansa memang selalu laris manis dan tidak akan pernah ketinggalan
jaman mengingat cinta adalah anugerah terindah yang diberikan Tuhan kepada
manusia untuk dimiliki (khususnya cinta di antara pria dan wanita sebagai
sepasang kekasih). Aku sangat menyukai film-film pendek FTV tentang percintaan
yang ditayangkan di televisi, karena ceritanya dikemas dengan sederhana dan
memberi kesan yang mendalam. Untuk sinetron-sinetron yang ceritanya panjang dan
berbelit-belit dengan konflik yang suka dilebih-lebihkan, terus terang aku
kurang menyukainya.

Aku mempunyai impian bahwa suatu hari
dunia akan mengakui keberadaan Indonesia yang terpesona dengan karya anak
bangsanya. Mimpiku menjadi kenyataan. Sebuah film Indonesia bertajuk aksi yang
masuk ke layar lebar berjudul The Raid akhirnya mengguncang dunia perfilman
internasional. The Raid saat ini menjadi satu-satunya film aksi dalam sejarah
perfilman Indonesia yang bisa menembus pasar Hollywood dan dibeli hak edarnya
oleh Sony Pictures Classic.

Menurutku secara pribadi film The Raid
adalah film aksi yang luar biasa menakjubkan. Dari awal hingga akhir cerita,
para penonton terus diselimuti oleh rasa tegang yang mencekam. Aksi laganya pun
sangat variatif; dari bentuk moderen yang menggunakan alat bersenjata seperti
pistol sampai bentuk tradisional yang menggunakan kekuatan bela diri seperti
silat. Kritikus dunia seperti Ryland Aldrich Koehler sangat memuji kualitas
film The Raid baik secara adegan aksi maupun sinematografinya. Begitu pula Robert
Koehler, dari Variety memberi tanggapan, “Spectacular.
Incredible. Exhilarating.”

Setelah menonton film Habibie dan Ainun
ada sebuah sudut pandang yang aku dapat. Bangsa Indonesia cenderung tidak
percaya dan meragukan dengan kemampuan anak bangsanya sendiri. Bapak Habibie
telah membuktikan bahwa Indonesia telah mampu menciptkan sebuah pesawat
terbang, tetapi sampai sekarang Indonesia masih mengimpor pesawat terbang dari
negara lain.

Semoga film The Raid menyadarkan Bangsa
Indonesia akan talenta yang dimilikanya untuk terus diasah dan dikembangkan
supaya menghasilkan film yang semakin berkualitas untuk bersinar menyilaukan
bangsa dan dunia seperti layaknya berlian.
Love,
Angie Wiyaniputri